CiremaiNews.com, Jakarta – Perilaku adab Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menjadi pusat perhatian dalam debat ketiga pemilihan presiden. Gibran terlihat konsisten mengedepankan kesopanannya saat beradu argumen dengan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Salah satu contoh nyata adalah ketika Gibran dengan tulus mengucapkan terima kasih sebagai respon terhadap pemaparan Muhaimin mengenai kelangkaan pupuk dan kesejahteraan petani. Tak ketinggalan, Gibran juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Mahfud sebagai seorang profesor yang ahli dalam ilmu hukum, terutama saat memberikan tanggapan terkait masyarakat adat.
Kelebihan Gibran dalam memanifestasikan adabnya tidak hanya terbatas pada kata-kata, tetapi juga tercermin dari gerak tubuhnya. Misalnya, Gibran dengan rendah hati memohon maaf dengan mengatupkan kedua telapak tangannya kepada Mahfud ketika menanggapi argumen yang disampaikan olehnya.
Ketika ditanya tentang impor pangan dan konsep Trisakti Bung Karno, Gibran menjawab dengan bijaksana, mengajak untuk tidak menyebarkan narasi-narasi ketakutan kepada masyarakat. Meskipun mengakui kegagalan sebagian wilayah dalam konsep food estate, Gibran menegaskan bahwa ada juga yang berhasil.
“Terima kasih Prof. Mahfud untuk evaluasinya. Saya mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang tepat, tetapi ini perlu kita evaluasi, dan mari kita hindari menyebarkan narasi-narasi yang menakutkan kepada warga,” ujar Gibran dengan penuh hormat.
Pada akhir sesi debat, Gibran sekali lagi menyampaikan kata maaf kepada Muhaimin dan Mahfud. Dalam momen bersalaman, terlihat Gibran membungkuk berkali-kali sambil mengucapkan permintaan maaf kepada kedua lawannya. Bahkan, ketika berpelukan dengan Mahfud, terlihat mereka berbicara dengan penuh keakraban, menunjukkan sikap saling menghormati dan meredakan ketegangan debat yang berlangsung selama dua jam. (red)