CiremaiNews.com, Jakarta – Peringatan Hari Buruh Sedunia tahun 2024, Ribuan buruh dari berbagai sektor telah berkumpul di area Patung Kuda, Jakarta Pusat, menuntut pencabutan Omnibus Law UU No. 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.
Aksi demonstrasi ini diikuti oleh peserta yang diperkirakan mencapai 50 ribu orang yang terdiri atas sejumlah serikat buruh, Partai Buruh hingga aktivis.
Demonstrasi dimulai pada pukul 09.30 WIB, dengan peserta yang membawa bendera kelompok dan serikat buruh masing-masing, bergerak menuju Komplek Gelora Bung Karno. Di antara tuntutan yang disuarakan, penolakan terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja menjadi sorotan utama.
“Hari ini, kita berdiri bersama untuk menentang eksploitasi dan kekerasan yang diwakili oleh undang-undang ini,” ujar Said Iqbal, Presiden Partai Buruh yang juga menjabat Presiden Konferensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Rabu (1/4/2024).
Said Iqbal, menyampaikan ada dua titik May Day hari ini, berlokasi di Istana Merdeka dan Senayan.” Massa membawa dua tuntutan yang utama. Yang pertama cabut omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja. Yang kedua kami menyebutnya, Hostum. Hos, hapus outsourcing, tum, tolak upah murah,” ujarnya.
Menurutnya upah layak di Jakarta menurut Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu Rp 5,2 kira per bulan. Bahkan, apabila dibagi rata per kepala, mendekati Rp 7 juta.
Sebelumnya Presiden KSPSI, Andi Gani, menekankan bahwa aksi ini adalah bentuk solidaritas buruh dari seluruh Jabodetabek dan Banten. “Kami akan mengerahkan massa sampai estimasinya mencapai 48.200. Aksi akan dilakukan jam 10 pagi di Patung Kuda. Kami bertekad untuk melakukan aksi besar dan damai,” kata Andi Gani.
Dampak dari Omnibus Law UU Cipta Kerja telah menjadi titik perdebatan yang intens. Undang-undang ini dianggap oleh sebagian pihak sebagai langkah maju untuk membenahi ekosistem investasi dan ekonomi Indonesia. Namun, bagi para buruh, undang-undang ini dilihat sebagai ancaman terhadap kepastian kerja, upah yang layak, dan perlindungan sosial.
Arus lalu lintas di sekitar lokasi demonstrasi dialihkan, menandakan pentingnya hari ini bagi para buruh yang berjuang untuk hak-hak mereka. Demonstrasi ini menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh perubahan regulasi ketenagakerjaan.***