CiremaiNews.com, Cirebon – Ambruknya gapura alun-alun Taman Pataraksa Cirebon semakin memperjelas adanya tindak mark up, angka miliaran dan tak lama diresmikan. Gapura alun-alun Taman Pataraksa Cirebon merupakan perlambang kebanggaan Pemerintah Kabupaten Cirebon, tiba-tiba ambruk. Proses penyelidikan terus dilakukan hingga saat ini, di lapangan ditemukan kondisi matrial yang digunakan tidak memenuhi standar.
Menurut seorang ahli sejarah Aditia Muara yang juga Dosen Sejarah IAIN Cirebon, menyayangkan atas ambruknya gapura alun-alun Pataraksa. Selain fungsi alun-alun sebagai Civic Space atau ruang terbuka yang sangat dibutuhkan keberadaannya, sebagai sarana melaksanakan berbagai acara atau kegiatan yang sifatnya informatif atau hiburan yang bisa diakses masyarakat kapan pun.
Gapura sejak zaman kerajaan merupakan sebuah simbol atau lambang kekuasaan dari penguasa wilayah saat itu. Alun-alun menjadi ruang kekuasaan seperti konsep Pra Kolonial, Kolonial dan Era saat ini. Sama halnya saat ini, alun-alun Taman Pataraksa Cirebon dengan Gapura kokoh merupakan perlambang kekuatan kekuasaan pemerintahannya. Tapi jika sesaat setelah diresmikan ternyata gapura tersebut ambruk, merupakan hal yang mencoreng.
Sangat disayangkan sekali civic space yang harusnya difungsikan untuk masyarakat dan memberikan rasa nyaman, belum dapat berfungsi dengan baik. Karena alun-alun merupakan citra yang melambangkan pemerintahannya itu sendiri, terlepas adanya malfungsi.
Lebih lanjut Aditia mengatakan, “dalam konsep jawa, alun-alun merupakan ruang yang memiliki sakralitas, dan gapura sebagai pintu masuk. Alun-alun bisa menjadi sebuah bangunan bersama yang kemudian bisa menadi penyeka bagi masyarakat Kabupaten Cirebon khususnya,” ujarnya nya.
Dalam hal ini diharapkan Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk segera bertindak dengan memperbaiki menjadi kondisi gapura yang seharusnya , serta kokoh. Sebagai upaya memperbaiki citra kepemimpinan pemerintahan Kabupaten Cirebon secara masif saat ini. (ve)