headlineHiburanJabarnesiajawa baratKuningan TimurMafia SholawatPeristiwapolitik

Sungai Cigede Menerjang Tanah dan Pemukiman, Krisis Ekologis Menghantui Empat Desa di Kuningan

Pemerintah desa bersama masyarakat setempat telah membangun barikade alami menggunakan bambu dan batu-batu besar sebagai upaya terakhir menghadapi bencana.

CiremaiNews, (Kuningan) – Krisis lingkungan parah melanda Kabupaten Kuningan, khususnya empat desa yang terletak di Kecamatan Maleber dan Kecamatan Luragung, yakni di Desa Galaherang, Desa Garahaji, dan Desa Walaharcageur sedang menghadapi ancaman serius akibat perubahan arah aliran Sungai Cigede, anak sungai Cisanggarung.

Ratusan warga Desa Walaharcageur bersatu dalam aksi gotong royong untuk membersihkan aliran sungai yang kini mendekati tanah dan pesawahan Desa Walaharcageur. Tanah warga tergerus oleh air sungai, memaksa mereka untuk mengambil tindakan drastis.

Pemerintah desa bersama masyarakat setempat telah membangun barikade alami menggunakan bambu dan batu-batu besar sebagai upaya terakhir menghadapi bencana ini. Kepala Desa Walaharcageur, Agus Sudianto, menyatakan upaya ini melibatkan anggota Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Babinsa, dan masyarakat lokal yang bekerja keras dalam kerja bakti tiga hari berturut-turut.

“Aliran Sungai Cigede/Cisanggarung seringkali tidak stabil dan berpindah-pindah arah. Dulu memepet ke Galaherang, sekarang memepet ke Walaharcageur. Kami berharap upaya ini dapat melindungi tanah dan pemukiman warga dari ancaman tak terduga yang ditimbulkan oleh aliran sungai yang liar,” ungkap Agus.

Warga tidak hanya mengandalkan gotong royong, mereka juga berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam harapan bahwa tindakan yang diambil dapat memberikan solusi jangka panjang untuk melindungi lingkungan dan keberlanjutan wilayah mereka.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *