
CiremaiNews.com, Cirebon,- Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Cirebon menyelenggarakan Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) sebagai upaya mendorong pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kegiatan ini menjadi wujud sinergi antara pemerintah daerah, lembaga pembiayaan, dan otoritas keuangan dalam memperkuat ekonomi masyarakat dari tingkat akar rumput.
Bupati Imron menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kiprah PNM yang dinilainya telah banyak membantu pelaku UMKM di Kabupaten Cirebon, baik dari sisi pembinaan maupun permodalan.
“Kami sebagai pemerintah daerah sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada PNM. Banyak pelaku UMKM di Kabupaten Cirebon yang tertolong, baik dari pembinaannya maupun permodalannya,” ujar Imron.
Ia berharap dukungan serupa juga terus datang dari PNM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pihak-pihak lainnya agar para pelaku UMKM di Cirebon bisa semakin berkembang.
“Kami berharap pembinaan seperti ini terus dilakukan. Karena UMKM merupakan salah satu penopang utama ekonomi daerah,” ujar Bupati Imron.
Menariknya, dalam kegiatan tersebut juga diberikan hadiah umrah bagi empat pelaku UMKM binaan terbaik sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan komitmen mereka dalam mengembangkan usaha.
“Ini luar biasa, empat pelaku UMKM kita mendapat hadiah umrah. Terima kasih kepada PNM atas perhatian yang luar biasa ini,” tambah Bupati Imron.
Bupati Imron menegaskan bahwa sektor UMKM memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi lokal. Menurutnya, sebagian besar pelaku UMKM tumbuh dari masyarakat dan menjadi penggerak utama perekonomian di berbagai wilayah.
“UMKM ini tumbuh dari masyarakat, dan tentu menjadi penopang ekonomi Kabupaten Cirebon. Kami ingin mereka terus dibina agar semakin kreatif, inovatif, dan mampu memperluas pasar produknya,” kata Imron.
Ia juga menambahkan bahwa Cirebon memiliki potensi besar di berbagai sektor, mulai dari pariwisata, kuliner, hingga produk budaya. Dengan pembinaan yang tepat, UMKM lokal bisa ikut memperkenalkan kekayaan Cirebon ke tingkat yang lebih luas.
“Kami ingin produk-produk lokal ini makin dikenal. Kabupaten Cirebon bukan hanya dikenal karena sejarah dan wisatanya, tapi juga karena kreativitas pelaku UMKM-nya,” ujarnya optimistis.
Sementara itu, Ketua PNM Cabang Cirebon, Erwin Sariyadi, menjelaskan bahwa kegiatan PKU merupakan agenda rutin tahunan yang menjadi puncak dari serangkaian pelatihan dan pembinaan bagi pelaku usaha binaan.
“Kegiatan ini merupakan puncak dari PKU Akbar yang kami adakan setiap tahun. Kali ini kami menghadirkan sekitar 500 pelaku UMKM pilihan dari berbagai wilayah di Kabupaten Cirebon,” kata Erwin.
Menurutnya, PNM tidak hanya memberikan bantuan permodalan, tetapi juga pendampingan menyeluruh sejak awal.
“Kami bantu dari proses awal, mulai dari perizinan, sertifikasi halal, hingga pemasaran produk. Jadi bukan hanya modal, tapi juga pembinaan dan pendampingan agar usaha mereka bisa tumbuh berkelanjutan,” jelasnya.
Erwin menyebutkan, total nasabah PNM di Kabupaten Cirebon mencapai sekitar 180 ribu pelaku usaha, menjadikan daerah ini sebagai salah satu basis terbesar nasabah PNM di Jawa Barat.
“Kami berbeda dengan lembaga keuangan lainnya. PNM menerapkan konsep pembiayaan plus pembudayaan. Jadi setiap pengembalian nasabah, kami kembalikan lagi dalam bentuk pelatihan dan kegiatan pengembangan kapasitas usaha,” tambahnya.
Ketua OJK Cirebon, Agus Mutholib, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya literasi dan inklusi keuangan bagi pelaku UMKM. Menurutnya, program PKU yang diinisiasi PNM sejalan dengan upaya OJK meningkatkan kemandirian finansial masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif PNM dan dukungan langsung dari Pak Bupati. Ini merupakan wujud nyata komitmen bersama dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Agus.
OJK, lanjutnya, tidak hanya berfokus pada pengawasan lembaga keuangan, tetapi juga berperan aktif meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan keuangan yang sehat.
“Kami ingin pelaku UMKM tidak hanya mampu menghasilkan profit, tapi juga bisa mengelola keuangannya dengan baik. Dengan begitu, mereka akan memiliki kemandirian finansial yang lebih kuat,” jelasnya.
Agus menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang rutin dilaksanakan setiap Oktober. Melalui kolaborasi dengan PNM dan pemerintah daerah, OJK mendorong masyarakat agar semakin mengenal lembaga pembiayaan formal dan terhindar dari jeratan pinjaman ilegal.
“Kami ingin masyarakat lebih percaya pada lembaga pembiayaan resmi seperti PNM dan perbankan. Jangan lagi terjebak pinjol atau rentenir. Dengan inklusi keuangan yang baik, ekonomi daerah juga akan semakin kuat,” tegasnya.