
CiremaiNews.com, Kuningan — Pemerhati pendidikan Kabupaten Kuningan, Iis Santoso, menyoroti langkah cepat Bupati Kuningan yang menutup sementara dapur penyedia makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah muncul dugaan kasus keracunan siswa. Ia menilai kebijakan tersebut terlalu reaktif dan berpotensi menimbulkan dampak luas bagi masyarakat.
“Terlalu reaktif kalau menurut saya, jangan main tutup,” ujar Iis, Rabu (8/10/2025).Menurutnya, kebijakan itu semestinya diambil melalui prosedur dan kajian yang matang, bukan berdasarkan tekanan publik atau pemberitaan semata.
Iis menegaskan, penutupan dapur seharusnya dilakukan hanya jika hasil investigasi menyatakan adanya pelanggaran serius. “Yang berhak menutup atau memberhentikan operasional dapur itu ada prosedurnya. Tidak bisa dilakukan secara serampangan,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa keputusan tersebut bisa menimbulkan efek domino yang merugikan banyak pihak. Selain tenaga kerja yang kehilangan mata pencaharian, roda ekonomi lokal juga ikut terganggu.
“Ini bukan hanya soal dapur, tapi juga menyangkut banyak pihak — dari pedagang ayam, telur, sayur, hingga para pekerja harian yang menggantungkan hidupnya pada program ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Iis juga meminta semua pihak untuk tidak mendramatisir isu dugaan keracunan yang muncul. Ia khawatir pemberitaan negatif yang berlebihan akan menimbulkan ketakutan dan trauma pada siswa, sekaligus mencoreng citra program nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
“Keracunan ini jangan terlalu didramatisir. Kalau ingin program MBG ini berhasil, harus ditangani dengan tenang dan bijak,” ujarnya.
Iis bahkan menilai ada indikasi politis di balik ramainya pemberitaan negatif tentang MBG. “Jelas yang diinginkan oleh mereka ini, program ini gagal. Program Prabowo gagal. Ini diduga ada muatan politis,” katanya.
Ia pun berharap Satuan Tugas (Satgas) MBG yang telah dibentuk dapat bertindak objektif dan fokus pada solusi, bukan malah memperkeruh suasana. “Satgas ini mau MBG berlanjut atau diberhentikan? Kalau mau berlanjut, caranya harus bijaksana. Jangan asal hentikan,” tegasnya.
Di akhir keterangannya, Iis menegaskan bahwa pengelola dapur tidak mungkin sengaja meracuni anak-anak. Ia melihat para pekerja justru berjuang dengan niat baik untuk mendukung program pemerintah.
“Investigasi harus tetap dilakukan, tapi jangan langsung menghakimi. Cari akar masalahnya dulu agar tidak ada pihak yang dirugikan,” pungkasnya.