
CiremaiNews.com, Majalengka – Pemerintah Kabupaten Majalengka berkomitmen untuk menekan angka stunting menuju nol persen. Saat ini, prevalensi stunting di daerah tersebut tercatat 3,12 persen, dengan 2.465 balita terpengaruh dari total 79.101 balita yang diukur. Penjabat Bupati Majalengka, Dedi Supandi, menyatakan harapannya agar angka ini menurun setelah pelaksanaan Survey Status Gizi Indonesia di tahun 2024.
“Kami sudah membentuk Tim Updater Data untuk memastikan data balita di desa-desa yang ditentukan akurat,” ungkap Dedi Supandi. Tema “Menuju Majalengka Zero Stunting” diangkat dalam acara Majalengka Berbicara (Mabar) ke-8, yang menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan dan RSUD Majalengka.
Dokter Spesialis Anak, dr. Ratih Eka Pujasari, menekankan pentingnya deteksi dini dalam mencegah stunting. “Jika balita mengalami stunting, itu berarti terlambat dalam pencegahan,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pemenuhan nutrisi selama kehamilan sangat krusial untuk mencegah masalah ini.
Orang tua sering kali tidak menyadari jika anak mereka mengalami indikasi stunting. “Kenaikan berat badan yang tidak sesuai target harus segera diintervensi,” tegas dr. Ratih. Ia juga mengingatkan bahwa stunting dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan fungsi kecerdasan jangka panjang.
Asri Febriantini, Ketua Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Majalengka, melaporkan bahwa progres pelaporan Tim Updater Data mencapai 96,29 persen hingga 11 Oktober 2024. “Pencapaian ini menduduki peringkat ketiga tertinggi di Jawa Barat,” ujarnya.
Pemkab Majalengka berkolaborasi dengan camat dan kepala desa untuk memastikan balita yang menjadi sasaran dikunjungi. Asri optimis bahwa jika konvergensi penanganan berjalan lancar, target nol persen kasus stunting dapat tercapai.
“Saat ini kami fokus pada remaja untuk bebas anemia dan mendampingi ibu hamil agar memeriksakan diri secara rutin,” tambahnya. Dengan upaya ini, Pemkab berharap dapat menurunkan angka stunting dan mencegah kasus baru di masa depan.