
CiremaiNews, Kuningan – Harga kopi kembali merosot. Dari Rp65 ribu per kilogram, kini tinggal Rp54 ribu. Penurunan ini membuat petani di Desa Cipasung, Jawa Barat, kelimpungan.
Dedi Supriadi, petani kopi setempat, mengeluhkan ongkos produksi yang tak sebanding dengan hasil panen. “Untuk merawat satu pohon kopi itu butuh pupuk, tenaga, dan waktu lama. Tapi ketika panen, harganya malah turun. Kami yang rugi,” katanya.
Ia menyebutkan, biaya perawatan sudah menggerus pendapatan sejak awal. “Satu kali musim saja, pupuk bisa habis jutaan rupiah. Belum tenaga kerja, belum waktu. Tapi hasil panen tidak menutup biaya itu,” ujar Dedi.
Menurutnya, kopi sudah lama menjadi tumpuan hidup warga Cipasung. Namun belakangan, keberlanjutan usaha itu kian dipertanyakan. “Kopi sudah lama jadi sumber penghidupan. Tapi kalau harga terus begini, bagaimana kami bisa bertahan?” katanya.
Dedi berharap pemerintah hadir memberi kepastian harga dan pasar. “Kami tidak meminta macam-macam. Cukup ada jaminan harga agar kami bisa menanam dengan tenang. Kalau tidak, lama-lama kami harus tinggalkan kopi,” ujarnya.