CiremaiNews.com, Kuningan – Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian bunuh diri pada semua usia mencapai 6.544 orang. Disisi lain berdasarkan hasil riset terkait ide bunuh diri di kalangan pelajar SMA pada tahun 2019, hasilnya mengejutkan, 13,8 persen responden beresiko memiliki ide bunuh diri.

Apa saja penyebab remaja saat ini semakin rentan terhadap krisis mental :
- Keluarga, adalah bagian terdekat yang bisa menjadi pemicu. Keluarga yang harmonis dan bahagia, walau dengan kemampuan ekonomi sederhana. Tetap mampu memberikan rasa aman dan nyaman pada anak-anak. Tetapi jika berada di keluarga yang penuh dengan konflik plus kekerasan yang dipertontonkan. Memberikan peluang meningkatkan stress pada anak-anak sehingga rentan depresi yang berakibat terniat bunuh diri.
- Teman, saat anak-anak anda menemukan teman-teman yang tepat, maka lihat bagaimana perubahan positif pada dirinya, begitu sebaliknya. Ketika bertemu lingkungan pertemanan yang keliru, terlibat bullying yang mengakibatkan seorang anak merasa tidak aman dan kehilangan rasa percaya pada sekitar pun bisa mendorong seorang anak pada keinginan mengakhiri hidup.
- Lingkungan, ketika anak berada di lingkungan yang rawan kejahatan, prostitusi dan jalanan. Tanpa pondasi mental yang kuat, menggerus keyakinan akan rasa percaya pada apapun di sekitarnya.
Maka saat dirasa kondisi makin menyudutkan, sinisme, apatisnya orang sekitar, kurangnya perhatian dan kasih sayang keluarga, makin menambah peluang besar untuknya mengakhiri hidup.
Satu-satunya pondasi dasar yang bisa menguatkan mental anak-anak adalah dengan terus membekali pengetahuan agama, penguasaan atas keyakinan yang dianutnya. Agar bisa memilih dan memilah, lingkaran mana yang perlu difollow up atau dihindari. Sehingga terhindar dari krisis mental yang mengakibatkan keinginan bunuh diri terlintas.
Mari berikan limpahan kasih sayang untuk anak-anak kita, hindari kalimat membandingkan antara anak yang satu dengan yang lain. Dilarang keras mengeluarkan ucapan kotor atau sembarangan sumpah serapah.
Karena anak-anak adalah duplikasi kedua orang tua. Perbaiki pemahaman agamanya, tuntun Budi bahasanya, contohkan perilaku baiknya.(vr)