
CiremaiNews.com, Cirebon – Pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus menekankan pentingnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Salah satu fokus utama adalah deteksi dini terhadap berbagai penyakit umum yang sering terjadi di Indonesia. Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara bertahap sesuai kelompok usia, mulai dari bayi baru lahir hingga lanjut usia, guna memastikan setiap individu mendapatkan layanan kesehatan yang optimal.
Di Kota Cirebon, upaya peningkatan akses layanan kesehatan ini diwujudkan melalui program Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG). Pj Wali Kota Cirebon, Dr. Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si., meninjau langsung pelaksanaan program ini di Puskesmas Kejaksan pada Jumat (14/2/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi Pemerintah Kota Cirebon dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan bagi masyarakat secara merata.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Wali Kota menegaskan pentingnya deteksi dini dan gaya hidup sehat dalam mencegah berbagai penyakit.
“Saya mendorong semua pihak yang hadir di sini untuk ikut mengedukasi lingkungan terdekat mereka tentang pentingnya deteksi dini dan pola hidup sehat,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa cakupan layanan pemeriksaan kesehatan gratis ini akan terus diperluas.
“Ke depannya, pemeriksaan kesehatan gratis ini akan diperluas ke lingkungan TNI dan Polri, serta rumah sakit swasta,” ujarnya.
Selain pemeriksaan kesehatan, Pemkot Cirebon juga mengadakan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) sebagai langkah preventif terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya. Program ini menjadi sangat penting, terutama di musim penghujan yang meningkatkan risiko penyebaran penyakit akibat nyamuk.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Cirebon menunjukkan bahwa pada tahun 2024 terdapat 597 kasus DBD, dengan dua kasus kematian. Sementara itu, hingga 11 Februari 2025, tercatat sudah ada 106 kasus DBD. Adapun untuk Chikungunya, pada awal 2025 telah dilaporkan lima kasus, sedangkan sepanjang tahun 2024 ada delapan kasus.
Melihat tren tersebut, Pj Wali Kota menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran nyamuk penyebab penyakit.
“Pencegahan yang paling efektif adalah menjaga kebersihan lingkungan, dan kita harus memastikan tidak ada tempat yang menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk,” katanya.
Ia mengajak masyarakat untuk secara rutin melakukan 3M Plus, yaitu:
- Menguras tempat penampungan air,
- Menutup wadah yang dapat menampung air,
- Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Selain itu, Pemkot Cirebon juga mengaktifkan kembali program Siswa Pemantau Jentik (Sipetik) di sekolah-sekolah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak sejak dini mengenai pentingnya pencegahan DBD melalui pemantauan jentik nyamuk di lingkungan sekolah dan rumah.
Pj Wali Kota menegaskan bahwa keberhasilan program kesehatan dan pemberantasan sarang nyamuk bergantung pada kerja sama seluruh elemen masyarakat.
“Dua program yang kita laksanakan hari ini adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab kita bersama dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit. Namun, program ini tidak akan berjalan optimal tanpa partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Pj Wali Kota juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini, termasuk tenaga kesehatan, relawan, dan masyarakat umum. Dengan dukungan dan kerja sama yang solid, diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Kota Cirebon.
Dengan semakin luasnya jangkauan layanan kesehatan gratis dan upaya preventif yang berkelanjutan, Kota Cirebon optimis dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat, tangguh, dan terbebas dari penyakit menular yang berbahaya.[Robi]