
CiremaiNews, Kuningan – Sebanyak tiga atlet wushu dari Kabupaten Kuningan berhasil meloloskan diri dari babak kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (BK-Porprov) XV yang diselenggarakan di Kota Bekasi pada 1–6 Oktober. Ketiga atlet ini akan berkompetisi di Porprov 2026 di lokasi yang sama untuk memperebutkan 22 medali.
Kesempatan meraih medali dinilai terbuka lebar karena ada persiapan selama sepuluh bulan ke depan.Para atlet yang lolos antara lain Fatha Ukuhuwa Mahmud dari nomor taolu tradisional Batch Cham Dao dan Mok Yang Jong. Sementara itu, dari kategori Sansau, yang lolos adalah Ibnu Abdun Azzmi di kelas 60 Kg dan Hamdan Mardiansyah di kelas 70 kg.
Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Wushu Kabupaten Kuningan, Putu Bagiasna, menyampaikan bahwa perjuangan di BK Porprov kali ini cukup berat. Tantangan utama adalah kondisi anggaran Pengcab yang tidak stabil, ditambah adanya peraturan baru dari KONI Jawa Barat. Salah satu poin dari peraturan baru ini adalah setiap atlet yang berpartisipasi harus melalui babak kualifikasi, kecuali tuan rumah.Putu Bagiasna menjelaskan perubahan aturan tersebut, “Sebelumnya, dalam BK Porprov, atlet PON, Nasional dan tuan rumah mendapatkan wildcard. Ketemunya di Porprov. Namun kali ini bertanding di penyisihan pada semua nomor pertandingan. Tidak Kuningan saja merasa keberartan. Semua kontingen pun mengalami hal sama, ” katanya.
Kuningan sendiri mengirimkan seluruhnya atlet junior yang merupakan hasil dari pekan olahraga pelajar daerah (POPDA). Meskipun demikian, tim tetap berjuang maksimal. “Meski pun demikian, kita fight tanpa kenal takut dan pantang menyerah. Alhamdulillah hasilnya lolos tiga orang”, tutur Putu. Ia juga menambahkan bahwa hasil kelolosan Kuningan yang berjumlah sedikit hampir sama dengan daerah lain, menandakan bahwa persaingan Porprov saat ini cukup merata di tiap daerahnya.
Mengenai peluang medali, Putu mengungkapkan optimisme, “Peluang meraih medali emas di Porprov cukup terbuka dari kategori Batch Cam Dao dan Mok Yang Jong. Karena di sana tak ada atlet PON maupun Sea Games”. Ia membandingkan dengan nomor lain yang didominasi oleh atlet berprestasi di tingkat nasional.
Putu menutup dengan menekankan pentingnya waktu persiapan. “Ada waktu untuk memperbaiki kesalahan selama sepuluh bulan paska pertandingan BK”, pungkasnya.