CiremaiNews – Anggapan bahwa nama seperti Agus atau Asep adalah yang paling umum di kalangan pria Indonesia kini terpatahkan oleh data resmi. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) baru-baru ini merilis daftar sepuluh nama laki-laki yang paling banyak terekam dalam Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Hasilnya, nama Sutrisno menduduki peringkat teratas dengan jumlah pemilik mencapai 144.497 orang di seluruh Indonesia.Menurut data Ditjen Dukcapil, posisi kedua ditempati Slamet dengan 115.354 pemilik, disusul Mulyadi sebanyak 111.685 orang. Sementara di posisi keempat dan kelima terdapat nama Herman (101.990 orang) dan Supardi (93.202 orang).Melengkapi sepuluh besar, secara berurutan adalah Ismail (89.732), Supriyanto (87.929), Wahyudi (85.502), Junaidi (85.375), dan Suparman (84.749).Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menjelaskan bahwa dominasi nama-nama tersebut mencerminkan era kelahiran generasi lama.“Nama-nama seperti Sutrisno, Slamet, atau Mulyadi banyak muncul dari generasi Baby Boomers hingga awal Generasi X. Ini merefleksikan tren penamaan yang sederhana dan kental dengan nuansa lokal,” ujar Bima Arya, dikutip dari Indonesia Baik. Ia menambahkan, tren tersebut diperkirakan akan berubah seiring bergantinya generasi.“Dalam 20 hingga 30 tahun mendatang, kita akan melihat pergeseran besar. Generasi Alpha saat ini banyak menggunakan nama-nama berunsur modern atau bernuansa internasional, dengan ‘Muhammad’ sebagai nama depan yang paling populer,” katanya.Bima menilai, fenomena ini merupakan bagian dari dinamika sosial budaya di Indonesia.“Nama adalah cerminan zaman. Data kependudukan seperti ini membantu kita memahami perubahan identitas dan karakter generasi bangsa,” ujarnya menutup.Perubahan tren penamaan ini juga memperlihatkan bahwa bahasa, budaya, dan modernitas berjalan beriringan dalam membentuk identitas masyarakat Indonesia masa kini dan mendatang.






