
CemaiNews.com, Kuningan – Seorang deklamator asal Kuningan, telah meraih Juara Pertama dalam ajang Pembacaan Puisi Tingkat Nasional Piala H. B. Jassin 2024. Kemenangan ini diumumkan pada Malam Anugerah Piala H. B. Jassin yang digelar pada Kamis (03/10) di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Piala H. B. Jassin, yang diselenggarakan oleh Pusat Dokumentasi Sastra H. B. Jassin, merupakan ajang bergengsi dalam dunia sastra Indonesia. Tahun ini, kompetisi mencakup beberapa cabang perlombaan, yakni Pembacaan Puisi Tingkat Nasional, Penulisan Cerita Pendek Tingkat Internasional, serta Musikalisasi Puisi Tingkat SMA/SMK/MA Provinsi DKI Jakarta.
Dalam cabang Pembacaan Puisi Tingkat Nasional, sebanyak 813 peserta mengikuti seleksi awal melalui video pembacaan puisi. Juri kemudian memilih 10 finalis yang maju ke tahap selanjutnya, di mana mereka harus membacakan dua puisi secara langsung di hadapan dewan juri. Salah satu puisi yang dibacakan merupakan pilihan peserta sendiri, sedangkan puisi kedua adalah puisi wajib berjudul “Membaca Tanda-Tanda” karya sastrawan Taufiq Ismail.
Ersya, yang mewakili Kabupaten Kuningan, berhasil memukau para juri dengan penampilannya dan dinobatkan sebagai juara pertama. Juara kedua diraih oleh Khairul Fiqih Firmansyah, sementara Seni Handiyani menempati posisi ketiga. Selain itu, tujuh finalis terbaik lainnya adalah Toto ST Radik, Arif Rahmanto, Erni Setia Putri, Irfan Hakim, Mohammad Nurudin, Nanang Maulana, dan Akhmad Benyamin.
Perjalanan Ersya di Dunia Deklamasi dimulai sejak masa SMP. Ia telah terjun ke dunia deklamasi puisi dan terus mengasah kemampuannya hingga sering meraih prestasi di berbagai kompetisi puisi, terutama setelah menempuh pendidikan di Universitas Siliwangi.
Ersya juga aktif dalam berbagai kegiatan seni dan budaya. Beberapa penampilan puisi yang pernah dilakukannya antara lain di acara Kajian Kitab Fathur Rabbani Bersama Buya Syakur (2021), Bumi Seni Tarikolot Art and Culinary Event (2022), serta Panggung Sastra Universitas Muhammadiyah Cirebon: Pembacaan dan Musikalisasi Taufiq Ismail: Puisi untuk Kemanusiaan (2023).
Saat diwawancarai, Ersya mengaku masih tak percaya dirinya berhasil meraih juara pertama dalam ajang yang ia anggap sangat bergengsi ini. “Masih sangat tidak menyangka bisa juara satu. Tapi lagi-lagi ini sangat perlu disyukuri karena ini adalah ajang yang bergengsi,” ujarnya penuh rasa syukur.
Ersya juga menekankan pentingnya proses panjang yang ia jalani untuk mencapai titik ini. Menurutnya, butuh waktu bertahun-tahun untuk belajar dan mendapatkan pengalaman, termasuk saran dari para senior yang lebih berpengalaman. “Prosesku sampai bisa ke titik ini tentu tidak mudah, karena perlu proses bertahun-tahun buat aku untuk belajar dan mencari pengalaman dan minta saran dari banyak orang yang lebih banyak pengetahuan dan pengalamannya,” pungkasnya.
Ia pun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, guru-guru, serta seluruh pihak yang telah mendukungnya, termasuk penyelenggara Pusat Dokumentasi Sastra H. B. Jassin. “Terima kasih kepada semua yang telah mendukungku dalam perjalanan ini,” ujarnya dengan tulus.
Piala H. B. Jassin merupakan ajang tahunan yang diadakan untuk menghargai prestasi dalam dunia sastra Indonesia. Acara ini dinamai sesuai dengan nama H. B. Jassin, seorang tokoh sastra terkemuka Indonesia yang dikenal sebagai “Paus Sastra Indonesia”. Kompetisi ini diharapkan dapat terus melahirkan talenta-talenta baru yang berkontribusi pada perkembangan sastra tanah air.