
CiremaiNews, Kuningan – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kuningan kembali menjadi sorotan setelah adanya temuan serius terkait kualitas makanan. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Luragungtonggoh mengajukan permohonan klarifikasi resmi kepada Ketua Satgas MBG Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., terkait ditemukannya jamur pada salah satu menu.
Insiden ini dilaporkan terjadi pada Kamis, 3 Oktober 2025, sekitar pukul 13.00 WIB, di lokasi distribusi B3 Desa Luragungtonggoh. Komponen makanan yang teridentifikasi bermasalah dan berjamur adalah brownies.
Dalam surat klarifikasi resmi bernomor 018/SPPG-LT/IX/2025, yang ditandatangani oleh Kepala SPPG Wawan Rizki Setiawan, S.H dan Ahli Gizi Aditha Noviana, S.Gz, pihak SPPG menunjuk dugaan masalah pada prosedur penyimpanan dan keterlambatan distribusi.
“Adanya jamur kemungkinan besar di sebabkan karena penyimpanan barang yang tertutup karena untuk penyimpanan snack tersebut itu di packing menggunakan mika dan di simpan di wadah yang kedap udara,” jelas pihak SPPG Luragungtonggoh dalam laporannya.
Kondisi tersebut diperparah dengan suhu yang tinggi. Makanan itu “disimpan di suhu ruang yang tinggi / panas dalam waktu yang lama”. Jeda waktu penyimpanan cukup panjang, yakni mulai pukul 23.00 WIB dan baru didistribusikan pada pukul 13.00 WIB keesokan harinya.
Keterlambatan pengiriman makanan terjadi karena distribusi pada hari Sabtu tersebut digabungkan dengan pengiriman menu basah dan kering dengan total Daftar Penerima Manfaat (DPM) mencapai 3.950 orang. Hal ini menyebabkan adanya “pengiriman telat”.
Meskipun laporan hanya mencakup temuan pada tiga buah brownies di penerima makanan kering B3, pihak dapur segera mengambil tindakan.
“Masalah tersebut sudah diatasi oleh pihak dapur dengan menggantikan barang tersebut sebanyak 10 buah,” tutup laporan tersebut. SPPG Luragungtonggoh kini menantikan arahan dan klarifikasi lebih lanjut dari Satgas MBG Kabupaten Kuningan untuk mengatasi masalah kualitas dan prosedur penyimpanan ini.