
CiremaiNews, Cirebon — Fenomena cahaya terang disertai suara dentuman keras yang terlihat di langit Losari, Cirebon, hingga sebagian wilayah Kuningan, Minggu (5/10/2025) sore, masih menjadi perbincangan warga. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB itu sempat viral di media sosial setelah sejumlah warga membagikan rekaman cahaya meluncur di langit barat daya.
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, melalui keterangan tertulis di akun Instagram pribadinya, @tdjamaluddin, memastikan bahwa fenomena tersebut merupakan meteor berukuran cukup besar yang melintas di langit Cirebon–Kuningan sebelum akhirnya jatuh di Laut Jawa.
- Legenda Kawin Cai, Tradisi Sakral Penyatu Dua Sumber Kehidupan
- Tiga Atlet Wushu Kuningan Melaju ke Porprov 2026
- Wujudkan Janji Prabowo, Sekolah Rakyat Asrama Gratis Jamin Masa Depan Anak Miskin Kuningan
- Kembali Bermasalah, Brownis MBG Luragung Ditemukan Berjamur
- Pemerhati Pendidikan Kritik Bupati: Tutup Dapur MBG Terlalu Reaktif, Rakyat Kecil Tersakiti
“Ada suara dentuman di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18.30. Data BMKG Cirebon menunjukkan adanya getaran pada pukul 18:39:12 WIB dengan azimut 221. Selain itu, terdapat rekaman CCTV yang memperlihatkan objek seperti meteor pada pukul 18:35,” tulis Thomas dalam unggahannya, Minggu malam (5/10/2025).
Ia menjelaskan, meteor tersebut melintas dari arah barat daya sekitar pukul 18.35 hingga 18.39 WIB. Saat memasuki lapisan atmosfer yang lebih rendah, benda langit itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai dentuman dan terekam oleh sensor BMKG.
“Saya menyimpulkan itu meteor cukup besar yang melintas di wilayah Kuningan–Cirebon. Ketika memasuki atmosfer rendah, muncul gelombang kejut yang menyebabkan suara dentuman. Berdasarkan arah lintasan, kemungkinan meteor jatuh di Laut Jawa,” jelas Thomas.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Kertajati, Dyan Anggraini, mengatakan bahwa pihaknya masih mengumpulkan data terkait fenomena tersebut. Dari hasil pemantauan, kondisi cuaca di wilayah Cirebon saat kejadian terpantau cerah berawan, sehingga kecil kemungkinan dentuman berasal dari aktivitas petir.
“Untuk saat ini kami masih mengumpulkan data dan informasi terkait kejadian tersebut. Dari sisi meteorologi belum bisa disimpulkan penyebabnya. Namun kondisi cuaca cerah berawan, sehingga kecil kemungkinan dentuman berasal dari awan konvektif atau sambaran petir,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima CiremaiNews.
Dyan menambahkan, BMKG tidak memiliki alat untuk mendeteksi pergerakan meteor, sehingga penjelasan lebih lanjut terkait benda langit menjadi kewenangan BRIN.
“Jika terkait dengan fenomena meteor atau benda langit lainnya, perlu dikonfirmasi ke BRIN yang membidangi antariksa,” tambahnya.
Fenomena tersebut sempat membuat warga di sejumlah wilayah Cirebon dan Kuningan keluar rumah untuk mencari sumber suara. Hingga kini, BRIN dan BMKG masih melakukan penelusuran lanjutan untuk memastikan lintasan dan titik jatuh meteor secara lebih akurat.
Tinggalkan Balasan