CiremaiNews.com, Kuningan – Dalam debat publik yang diadakan pada 3 November 2024, Paslon 1, Dian Rachmat Yanuar dan Tuti Andriani, serta Paslon 2, Muhammad Ridho Suganda dan H. Kamdan, saling mengungkap masalah disharmoni antara Bupati dan Wakil Bupati Kuningan periode 2018-2023. Dian menyoroti ketidakcocokan tersebut kepada Ridho, yang menjelaskan bahwa “gap” usia membuatnya merasa sungkan terhadap Acep Purnama. Ia mengungkapkan, “Jangan sampai ada pihak ketiga,” yang menimbulkan ambiguitas di kalangan masyarakat.
Dian menegaskan, “Saya tidak akan mengakui apa yang tidak pernah saya lakukan,” sementara Ridho menekankan pentingnya harmonisasi dalam pemerintahan. Selanjutnya, ketika Cawabup Kamdan bertanya tentang dampak modern trade terhadap UMKM, Dian menjawab bahwa perizinan kini lebih mudah dengan OSS dan bahwa toko modern dapat menciptakan lapangan kerja.
Di sisi lain, Ridho menyindir dengan mengatakan, “Berarti tidak heran toko modern milik Pak Dian semakin banyak!,”
Dalam sesi selanjutnya, Ridho bertanya kepada Paslon No Urut 3 Yanuar Prihatin dan Udin Kusnedi tentang peningkatan olahraga di Kuningan. Yanuar menjelaskan perlunya manajemen yang baik dan pendanaan untuk meningkatkan prestasi olahraga. Udin menambahkan bahwa mereka sedang menjalin kerja sama dengan pihak luar negeri untuk menarik CSR bagi pembinaan atlet.
Yanuar kemudian menantang Ridho mengenai pengangguran di Kuningan. Ridho menjawab bahwa mereka akan mengundang investor dan mempermudah perizinan untuk menciptakan lapangan kerja. “Kita bisa mencontoh China,” ungkapnya, “di mana setiap rumah mampu berdiri sebagai industri rumahan,”
Terakhir, Yanuar meminta masukan dari Dian tentang meningkatkan PAD Kuningan. Dian menekankan pentingnya memanfaatkan aset yang belum bernilai dan memperbaiki manajemen keuangan daerah. “Meningkatkan PAD itu tidak bisa hanya dengan menaikkan pajak,” katanya.
Udin juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kesejahteraan petani di Kuningan yang dulunya subur namun kini terpuruk. “Kami sedang mencarikan investor untuk membuka lahan pertanian cabai terbesar,” tambahnya.
Debat ini menunjukkan dinamika interaksi antar pasangan calon yang penuh warna dan tantangan dalam menghadapi isu-isu krusial di Kabupaten Kuningan.