CiremaiNews.com, Kuningan – Bogor Nature Indonesia (BNGI) dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menyelenggarakan diskusi mengenai pengembangan bioprospeksi di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Acara tersebut dihadiri Kepala BNGI Prof. Dr. Hadi S. Alikodra, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Kepala BTNGC, serta perwakilan dari sejumlah instansi terkait.
Kepala Balai TNGC, Toni Anwar, S.Hut., M.T., mengungkapkan bahwa inisiatif ini telah dimulai sejak 2018. “Kami telah memulai inisiatif ini dari tahun 2018, yang kemudian ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman antara Dirjen SDA dan BNGI, serta perencanaan lima tahun ke depan,” jelasnya.
Diskusi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bioprospeksi di TNGC yang kaya akan flora dan fauna.
Prof. Dr. Hadi S. Alikodra, Kepala BNGI, menjelaskan bahwa bioprospeksi adalah proses pencarian dan pemanfaatan sumber daya hayati untuk kepentingan komersial. “Bioprospeksi bertujuan untuk menemukan dan memanfaatkan potensi biologis yang ada di alam, baik dari tanaman, mikroorganisme, maupun organisme lainnya, untuk berbagai industri seperti farmasi, pertanian, dan kosmetik,” ujarnya.
Prof. Alikodra juga menekankan pentingnya pelaksanaan bioprospeksi yang hati-hati. “Proses ini tidak hanya bertujuan menemukan komponen baru dengan manfaat ekonomi, tetapi juga memastikan keberlanjutan sumber daya hayati dengan memperhatikan aspek konservasi dan keberagaman biologis,” tambahnya.
Diskusi ini juga membahas rencana pengembangan demplot bioprospeksi di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, dengan empat tahapan penting yang direncanakan: inventarisasi, identifikasi dan isolasi senyawa aktif, screening aktivitas biologis, serta pengembangan dan pengujian produk.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, mengungkapkan kesiapan untuk berkolaborasi. “Kami siap bekerja sama dalam pengembangan bioprospeksi untuk meningkatkan kualitas, produksi, dan produktivitas komoditas pertanian di Kabupaten Kuningan,” katanya.
Dr. Wahyu juga berharap bahwa hasil bioprospeksi dapat menguntungkan sektor pertanian dengan menemukan mikroorganisme yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk biologis atau pestisida ramah lingkungan. “Kami berharap bioprospeksi dapat membantu menemukan gen atau bahan aktif dari tanaman atau mikroba yang meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan kondisi lingkungan ekstrem,” tambahnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi kolaborasi lebih erat dalam upaya perlindungan lingkungan dan pengembangan berkelanjutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.***