CiremaiNews, Kuningan – Suara gamelan berpadu dengan dengungan khas karinding terdengar dari Saung Karahayuan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur. Setiap malam Sabtu dan Minggu, anak-anak desa itu berkumpul untuk berlatih karawitan Sunda. Namun, latihan kali ini terasa istimewa karena menghadirkan sentuhan khas alat musik Sunda buhun.
Latihan dipandu oleh Wawan, pelatih karawitan harian yang rutin membimbing anak-anak di Saung Karahayuan. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi wadah untuk menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini.
“Latihan rutin kami gelar setiap malam Sabtu dan Minggu. Tujuannya supaya anak-anak bisa mengenal dan mencintai kesenian Sunda, sekaligus belajar disiplin dan kebersamaan,” ujar Wawan, Sabtu (25/10) malam.
Dalam sesi kali ini, mereka mendapat kesempatan belajar langsung dari Abah Sangha Sundana, seniman Sunda yang diundang khusus sebagai pelatih tamu untuk mengenalkan alat musik karinding dan celempung.
“Ini adalah alat musik karinding yang bisa mengeluarkan getaran seperti suara ultrasonik,” jelas Abah Sangha di sela-sela latihan. Ia menuturkan, karinding sudah dikenal sejak zaman dahulu dan sering dibawa oleh petani di sawah.
“Karinding zaman dulu sering dibawa kakek-nenek kita. Selain untuk main musik, suaranya yang unik juga digunakan untuk mengusir hama di sawah,” tuturnya.
Karinding terbuat dari bambu atau pelepah pohon aren dan menghasilkan suara dengungan khas dengan empat jenis nada dasar yang menyerupai bunyi tonggeret atau belalang.
Salah satu peserta latihan, Reihan, mengaku senang bisa belajar memainkan alat musik baru itu.
“Asik banget, Kak! Karawitan kan biasanya main gamelan, nah sekarang ditambah karinding sama celempung. Jadi kayak musik tradisional tapi suaranya lebih keren! Kami jadi makin semangat latihan,” ujarnya sambil tersenyum.
Kegiatan di Saung Karahayuan ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya tidak harus kaku atau membosankan. Dengan cara yang kreatif dan menyenangkan, anak-anak Cisantana menunjukkan bahwa kesenian Sunda tetap hidup dan digemari oleh generasi muda.





