Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kuningan (Uniku) akan segera mengadakan sebuah diskusi akademis yang bertujuan untuk membahas secara mendalam visi, misi, dan program kerja dari ketiga pasangan calon (paslon) dalam Pilkada Kuningan 2024. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 11 November 2024, dan diharapkan dapat memberikan ruang bagi akademisi serta masyarakat untuk mengevaluasi secara objektif proposal pembangunan yang diajukan oleh masing-masing paslon. Diskusi ini diharapkan menjadi platform yang konstruktif bagi semua pihak untuk berdialog tentang masa depan Kabupaten Kuningan.
Ketua BEM Uniku, Roy Aldilah, menjelaskan bahwa diskusi akademis ini akan berfokus pada pemahaman dan analisis kritis terhadap visi, misi, serta program yang ditawarkan oleh para calon kepala daerah. “Kami ingin memastikan bahwa setiap rencana yang diusung oleh paslon dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan transparan,” ungkap Roy. Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya mendengar janji-janji politik, tetapi juga memahami rencana konkret yang ditawarkan untuk kesejahteraan masyarakat Kuningan.
Dalam keterangannya pada 6 November 2024, Roy juga menyoroti bagaimana euforia politik dalam masa Pemilu dan Pilkada sering kali lebih terfokus pada kebebasan politik dan perdebatan ideologi. “Isu-isu nyata seperti kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi sering terlupakan,” katanya. Menurutnya, masalah ini masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera ditangani oleh setiap calon pemimpin, terutama di Kabupaten Kuningan, agar tidak hanya menjadi ajang perdebatan tanpa solusi nyata.
BEM Uniku berharap agar semua paslon yang mencalonkan diri dalam Pilkada Kuningan 2024 dapat hadir dalam diskusi tersebut dan bersedia menjawab berbagai pertanyaan serta tantangan dari para akademisi dan mahasiswa. Roy menegaskan bahwa forum ini bukan hanya sebagai ajang untuk menguji kapasitas dan kredibilitas calon pemimpin, tetapi juga sebagai ruang bagi masyarakat akademis untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik daerah. “Dialog akademis ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pembahasan tujuan dan program dari masing-masing paslon,” tambahnya.
Salah satu fokus utama dalam diskusi ini adalah bagaimana kesejahteraan ekonomi masyarakat dapat menjadi prioritas utama dalam setiap program pembangunan yang diajukan oleh para paslon. Roy menekankan bahwa Pilkada 2024 harus menjadi momentum untuk memastikan bahwa agenda pembangunan calon kepala daerah berpihak pada rakyat. “Pilkada bukan hanya tentang siapa yang berkuasa, tetapi siapa yang bisa memberikan solusi konkret untuk masalah-masalah yang ada di masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Roy menyatakan bahwa BEM Uniku berkomitmen untuk menciptakan lingkungan politik yang berbasis pada pemikiran intelektual dan rasional. Ia berharap agar para calon kepala daerah dapat menyampaikan gagasan mereka melalui pendekatan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. “Melalui dialog terbuka ini, kami berharap para calon dapat membuktikan bahwa program-program mereka bukan sekadar janji politik semata,” ujarnya dengan penuh harapan.
Dengan dilaksanakannya diskusi akademis ini, BEM Uniku berharap masyarakat Kuningan, khususnya kalangan mahasiswa dan akademisi, dapat lebih kritis dalam memilih calon pemimpin yang memiliki visi dan misi jelas serta mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Diskusi ini diharapkan juga bisa menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya dalam memperkuat peran dunia akademis dalam memfasilitasi demokrasi yang sehat dan berkelanjutan. Pada akhirnya, BEM Uniku berharap Pilkada Kuningan 2024 akan membawa perubahan positif bagi masyarakat dengan calon pemimpin yang dapat diandalkan untuk kemajuan daerah.