CiremaiNews, Kuningan –Inovasi yang lahir dari ruang praktik sekolah ini menjadi bukti bahwa upaya menjaga bumi dapat dimulai dari langkah kecil. Dari bengkel sederhana di Kuningan, semangat para siswa SMK Karnas tumbuh menjadi harapan baru bagi lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Karya Nasional (Karnas) Kuningan berhasil menciptakan mesin pengolah sampah berkapasitas dua ton per hari yang beroperasi tanpa bahan bakar tambahan.
Karya tersebut merupakan hasil riset dan praktik selama enam bulan melalui program Teaching Factory atau pembelajaran berbasis produksi di jurusan Teknik Permesinan dan Pengelasan.
Kepala SMK Karya Nasional Kuningan, Dr. H. Yepri Esa Trijaka, M.M.Pd., menjelaskan bahwa inovasi ini merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya dengan konsep efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.
“Alat ini adalah generasi ketiga yang kami kembangkan. Keunggulannya, mesin ini tidak membutuhkan energi tambahan karena memanfaatkan sirkulasi udara alami,” ujar Yepri, Senin (13/10/2025).

Yepri menambahkan, mesin tersebut dirancang menggunakan bata api dan isolasi khusus untuk menjaga suhu panas di dalam ruang pembakaran. Dengan rancangan itu, alat menjadi lebih hemat energi sekaligus ramah lingkungan.
“Visi kami sederhana, yaitu membantu mengurangi timbunan sampah agar tidak lagi muncul gunung sampah seperti yang terjadi di beberapa TPA di wilayah Cirebon,” ucapnya.
Dr. Yepri menuturkan, mesin pengolah sampah karya siswa SMK Karnas kini sedang dalam proses pengurusan legalitas, meliputi uji emisi, Tanda Pendaftaran Karya Desain (TPKDR), dan Hak Cipta. Setelah semua tahapan selesai, alat ini diharapkan dapat segera beroperasi penuh dan menjadi solusi nyata bagi pengelolaan sampah di daerah.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pendidikan kejuruan bukan hanya menghasilkan tenaga kerja terampil, tetapi juga melahirkan solusi bagi persoalan lingkungan,” jelasnya.
Selain mampu mengolah sampah organik dan anorganik, mesin ini juga dirancang untuk memanfaatkan limbah plastik yang masih memiliki nilai ekonomi. Kepala Program Keahlian Pengelasan SMK Karnas, Ikin Nasihin, menjelaskan bahwa siswa turut merancang sistem pencacahan plastik agar bisa didaur ulang menjadi bahan siap jual.

“Sampah plastik yang masih layak jual kami olah menjadi biji plastik agar bisa dimanfaatkan kembali. Prinsipnya, tidak ada limbah yang terbuang,” jelas Ikin.
Inovasi tersebut mendapat perhatian dari kalangan industri. PT Caruban Mustika Nuswantara, perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan limbah dan energi terbarukan, menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dalam pengembangan mesin pengolah sampah karya siswa SMK tersebut.
“Kami melihat potensi besar dari inovasi anak-anak SMK Karnas ini. Perusahaan kami siap berkolaborasi untuk mengimplementasikan alat pengolah sampah ini di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon,” ungkap Direktur Utama PT Caruban Mustika Nuswantara, Putra Rizky Medyandra.
Untuk memperkuat kolaborasi, pihak sekolah dan PT Caruban tengah menyiapkan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah desa dan masyarakat. Langkah ini bertujuan memastikan ketersediaan bahan baku sampah serta memperluas manfaat lingkungan dari penggunaan alat tersebut.






