CiremaiNews.com, Kuningan – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Kuningan bersiap membuka penjaringan bakal calon ketua sebagai bagian dari agenda konsolidasi nasional partai. Mekanisme itu merupakan tindak lanjut dari hasil Kongres ke-6 PDI Perjuangan di Bali pada 2025 yang menekankan penyegaran struktur organisasi hingga ke tingkat daerah.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kuningan, Nuzul Rachdy, mengatakan proses penjaringan akan dimulai melalui rapat-rapat Pimpinan Anak Cabang (PAC). “Kita akan segera melaksanakan reorganisasi untuk DPC PDI Perjuangan Kuningan,” ujar Nuzul saat dihubungi, Selasa, 26 Agustus 2025.
Dalam rapat tersebut, setiap PAC diminta mengusulkan nama calon ketua untuk tiga tingkatan sekaligus: Dewan Pimpinan Daerah (DPD), DPC, dan PAC. Usulan itu kemudian akan diteruskan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk mendapatkan penetapan resmi.
Menurut Nuzul, mekanisme ini memberi kesempatan kepada seluruh kader yang memenuhi syarat. Untuk calon ketua DPC, kader minimal harus memegang Kartu Tanda Anggota (KTA) selama lima tahun. Sedangkan syarat calon ketua DPD tujuh tahun, dan ketua PAC sekurangnya dua tahun. “Siapa pun berhak, asalkan sesuai ketentuan,” kata dia.
Penjaringan ini dinilai menjadi momen penting bagi PDI Perjuangan Kuningan yang selama beberapa tahun terakhir berhadapan dengan tantangan elektoral. Dalam Pemilu 2024 lalu, perolehan suara partai banteng di Kuningan tercatat stagnan dibanding pemilu sebelumnya, meski secara nasional partai tetap mendominasi. Kondisi ini membuat posisi ketua DPC berikutnya dipandang krusial untuk mengembalikan militansi kader di akar rumput.
Sejumlah nama kader mulai diperbincangkan di internal partai. Selain Nuzul yang berpeluang maju kembali, muncul pula wacana kader muda dan tokoh perempuan sebagai representasi penyegaran. “Kader-kader potensial akan terlihat dari usulan PAC. Itu cermin arah politik partai di Kuningan ke depan,” kata seorang pengurus PAC yang enggan disebutkan namanya.
Langkah penjaringan ini bukan sekadar prosedur administratif, melainkan arena pertarungan pengaruh antar faksi di tubuh partai. Loyalis senior cenderung menginginkan kesinambungan kepemimpinan, sementara generasi muda mendorong perubahan. Hasilnya akan menentukan seberapa solid PDI Perjuangan Kuningan dalam menghadapi agenda politik 2029.






