CiremaiNews.com, Kuningan – Pasangan calon nomor urut 3, Yanuar Prihatin dan Udin Kusnedi, menyampaikan beberapa gagasan mengenai pendidikan, khususnya terkait peningkatan akses pendidikan dan program beasiswa. Gagasan utama mereka adalah bahwa pendidikan menjadi prioritas yang perlu ditingkatkan, terutama pada tingkat sarjana. “Pendidikan harus kita akui sebagai prioritas, dan kita perlu meng-upgrade jumlah lulusan, khususnya di level sarjana,” ujar Yanuar.
Yanuar juga menyoroti pentingnya kemudahan akses pendidikan bagi masyarakat, salah satunya melalui program beasiswa. Menurutnya, ada empat sumber utama yang perlu dimanfaatkan untuk mendanai beasiswa, yaitu anggaran daerah, program beasiswa tingkat nasional, dukungan dari sektor swasta atau BUMN, serta kerja sama dengan kampus-kampus yang menyediakan program beasiswa, baik lokal maupun internasional. “Mengandalkan anggaran daerah saja tidak akan cukup karena kapasitas keuangan kita terbatas, jadi kita perlu mencari dukungan dari sumber lain,” katanya.
Terkait dengan sasaran penerima beasiswa, Yanuar menekankan pentingnya kriteria yang jelas, yaitu prestasi dan keterbatasan ekonomi. “Biasanya, penerima beasiswa memiliki dua kriteria utama: berprestasi atau memiliki keterbatasan ekonomi. Tapi kita tetap bisa menambahkan parameter lain sesuai kebutuhan,” jelasnya. Program beasiswa ini ditujukan tidak hanya untuk mendukung anak didik yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi juga untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Kuningan.
Yanuar menambahkan bahwa dalam lima tahun ke depan, pihaknya menargetkan peningkatan jumlah lulusan sarjana di Kuningan hingga beberapa kali lipat. “Saat ini, rata-rata angkatan kerja kita hanya lulusan SD. Maka, kami menargetkan setidaknya 10.000 lulusan sarjana baru dalam lima tahun,” ujar Yanuar optimis.
Di akhir pidatonya, Yanuar menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kampus, pemerintah pusat atau provinsi, swasta, dan jaringan kampus internasional. “Banyak kampus di negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Eropa yang menyediakan beasiswa, namun pemerintah daerah kadang kurang memperhatikan peluang ini. Ke depan, kami akan membuka ruang agar beasiswa internasional semacam ini bisa dimanfaatkan oleh warga Kuningan,” tutupnya.